Dec 18, 2013

KISAH NABI NUH BERDIALOG DENGAN IBLIS

Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh as.
Al-Quran menga takan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun.
Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah mengabulkan permohonannya.
Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan
tertinggal.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.
“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.

“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.

“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu.

Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.

Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia mengetahui pasti akan diikutinya

“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.

Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh, Allah juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai berhasil.
Dia hanya berkata, “

Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia.

Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.”

Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.

“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nuh.

Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara:

pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka;

dan kedua dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka.

Kerena dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk.
Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan.
Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.

Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh, “Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”
“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.

“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah menghantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya

Solusi Jitu


Para Wali Dari Masa ke Masa

Wali Songo periode kedua, tahun 1435 – 1463 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim)
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan (W. 1463)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana Malik
Isra’il)
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana
Muhammad Ali Akbar)
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
8. Maulana ‘Aliyuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran. (W. 1463 M, makamnya di Iran)

Wali Songo periode ketiga, 1463 – 1466 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan, Banyuwangi, Jatim (tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir (W. 1465 M)
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko (W.1465 M)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin)
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir)

Wali Songo periode keempat, 1466 – 1513 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (w.1481)
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim (w.1505)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon (pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (W.1513)

Wali Songo periode kelima, 1513 – 1533 M, terdiri dari:
1. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran, wafat tahun 1517 (tahun 1481 Menggantikan Sunan Ampel)
2. Raden Faqih Sunan Ampel II ( Tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, yaitu Sunan Giri)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (W.1518)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina (W.1550)
6. Sunan Gunung Jati, asal Cirebon
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (W.1525 M)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (W. 1533 M)
9. Sunan Muria, Asal Gunung Muria, [tahun 1513 menggantikan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga]

Wali Songo periode keenam, 1479 M, terdiri dari :
1. Syaikh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu), asal Sedayu (Tahun 1517 menggantikan ayahnya, yaitu Syaikh Siti Jenar)
2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak (Tahun 1540 menggantikan kakaknya, yaitu Raden Faqih Sunan Ampel II)
3. Sultan Trenggana (tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon, (W.tahun 1573)
5. Sayyid Amir Hasan, asal Kudus (tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus)
6. Sunan Gunung Jati, asal Cirebon (w.1569)
7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan, asal Lamongan (Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang)
8. Sunan Pakuan, asal Surabaya, (Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat)
9. Sunan Muria, asal Gunung Muria, (w. 1551)

Tanbih TQN Suryalaya


Tanbih ini dari Syaekhuna Almarhum Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah.
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria maupun wanita, tua maupun muda :
“Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Allah Subhanahu Wata’ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian.
Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin.
Pun kami tempat orang bertanya tentang Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, menghaturkan dengan tulus ikhlas wasiat kepada segenap murid-murid : berhati-hatilah dalam segala hal jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan agama maupun negara.
Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadlirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam agama maupun negara.

Insyafilah hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan setan, waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama maupun negara, agar dapat meneliti diri, kalau kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita.

Lebih baik buktikan kebajikan yang timbul dari kesucian :
  1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik dlohir maupun batin, harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup rukun dan saling menghargai.
  2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama maupun negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firman-Nya “Adzabun Alim”, yang berarti duka-nestapa untuk selama-lamanya dari dunia sampai dengan akhirat (badan payah hati susah).
  3. Terhadap oarang-orang yang keadaannya di bawah kita, janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh, sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasehat yahng lemah-lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menginjak jalan kebaikan.
  4. Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir-miskin itu bukannya kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.
Demikanlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran, meskipun terhadap orang-orang asing karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam a. s. mengingat ayat 70 Surat Al-Isro' yang artinya :
“Sangat Kami mulyakan keturunan Adam dan Kami sebarkan segala yang berada di darat dan di lautan, Kami berikan mereka rezeki yang baik-baik dan juga Kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk lainnya.”
Kesimpulan dari ayat ini, bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat Surat Al-Maidah yang artinya :
“Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap agama maupun negara, sebaliknya janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun negara".
Adapun soal keagamaan, itu terserah agamanya masing-masing, mengingat Surat Al-Kafirun ayat 6 :”Agamamu untuk kamu, agamaku untuk aku”,
Maksudnya jangan terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut campur.
Cobalah renungakan pepatah leluhur kita:
“ Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”. Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.
Dalam surat An-Nahli ayat 112 diterangkan bahwa :
“Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya/ penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri”.
Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya “ Budi Utama-Jasmani Sempurna “ (Cageur-Bageur).
Tiada lain amalan kita, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, amalkan sebaik-baiknya guna mencapai segala kebaikan, menjauhi segala kejahatan dhohir bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang selalu diselimuti bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan.
Wasiat ini harus dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid agar supaya mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Amin.

Patapan Suryalaya, 13 Pebruari 1956
Wasiat ini disampaikan kepada sekalian ikhwan

(KH.A Shohibulwafa Tadjul Arifin)

(sumber : www.suryalaya.org) 

Read more: http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/05/tanbih.html#ixzz2nlT9zEq7

SILSILAH TAREKAT QODIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH

  1. 1. Robbul arbaabi wamu'tiqur riqoobi Alloh subhanahu wa Ta'ala
    2. Sayyidunaa Jibbriil 'alaihis salaam
    3. Sayyidunaa manba-ul 'ilmi wal asroori wa makhzanul faidli wal anwaari wa maljaa-ul ummati wal abroori wamahbathu jibriila fil-laili wan nahaari wa habiibulloohis sattaaril ladzii unzila  'alaihi afdlolul kutubi wal asfaari sayyidunaa Muhammadunil mukhtaari shollaoohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa ash-haabihil akhyaar
    4. Sayyidunaa 'Aliy karomalloohu wajhah
    5. Sayyiduna Husain rodliyalloohu 'anhu
    6. Sayyidunaa Zainal 'Abidin rodliyalloohu 'anhu
    7. Sayyidunaa Muhammad Baaqir rodliyalloohu 'anhu
    8 Sayyidunaa Ja'far Shodhiq rodliyalloohu 'anhu
    9 Sayyidunaa Imam Musa al-Kaadhim rodliyalloohu 'anhu
    10. Syekh Abul Hasan 'Ali bin Musa al-Ridho rodliyalloohu 'anhu
    11. Syekh Ma'ruuf al-Karkhi rodliyalloohu 'anhu
    12. Syekh Sirris Saqothi rodliyalloohu 'anhu
    13. syekh Abul Qosim Junaidil Baghdadiy rodliyallohu 'anhu
    14. Syekh Abu Bakrin Dilfisy-Syibli rodliyalloohu 'anhu
    15. Syekh Abul Fadl-li ao 'Abbdul Waahid at-Tamiimii rodliyalloohu 'anhu
    16. Syekh Abdul Faroj at-Thurthuusi rodliyalloohu 'anhu
    17. Syekh Abul Hasan Alii bin Yuusuf al- Qirsyi al Hakaarii rodliyalloohu 'anhu
    18. Syekh Abuu Sa'iid al Mubarok bin Alii Makhzuumii rodliyalloohu 'anhu
    19. syekh 'Abdul Qoodir Al Jaelani Qoddasalloohu sirrohu
    20. Syekh 'Abdul 'Aziiz rodliyalloohu 'anhu
    21. Syekh Muhammad al-Hattaak rodliyalloohu 'anhu
    22. Syekh Syamsuddin rodliyalloohu 'anhu
    23. Syekh Syarofudiin rodliyalloohu 'anhu
    24. Syekh Nuuruddiin rodliyalloohu 'anhu
    25. Syekh Waliyuddiin rodliyalloohu 'anhu
    26. Syekh Hisaamuddiin rodliyalloohu 'anhu
    27. Syekh Yahya rodliyalloohu 'anhu
    28. Syekh Abuu Bakar rodliyalloohu 'anhu
    29. Syekh Abdurrohiim rodliyalloohu 'anhu
    30. Syekh 'Ustman rodliyalloohu 'anhu
    31. Syekh 'Abdul Fattah rodliyalloohu 'anhu
    32. Syekh Muhammad Murood rodliyalloohu 'anhu
    33. Syekh Syamsuddiin rodliyalloohu 'anhu
    34. Syekh Ahmad Khootib Syambaasi rodliyalloohu 'anhu
    35. Syekh Tholhah rodliyalloohu 'anhu
    36. Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad rodliyalloohu 'anhu
    37. Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin rodliyalloohu 'anhu.

    (Sumber: Kitab 'Uqudul Jumaan' Terbitan Pondok Pesantren 
     Suryalaya)

Aug 5, 2013

Niat & Doa Zakat Fitrah

NIAT BAYAR ZAKAT FITRAH



1. Niat zakat Fitrah untuk diri sendiri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNAFSII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri, Fardhu karena Allah Ta’ala


2. Niat zakat Fitrah untuk Istri

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN ZAUJATII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya, Fardhu karena Allah Ta’ala


3. Niat zakat Fitrah untuk anak laki-laki atau perempuan

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ وَلَدِيْ… / بِنْتِيْ… فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN WALADII… / BINTII… FARDHAN LILLAHI TA’AALAA

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki-laki saya (sebut namanya) / anak perempuan saya (sebut namanya), Fardhu karena Allah Ta’ala


4. Niat zakat Fitrah untuk orang yang ia wakili

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN (……) FARDHAN LILLAHI TA’AALAA

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas…. (sebut nama orangnya), Fardhu karena Allah Ta’ala


5. Niat zakat Fitrah untuk diri sendiri dan untuk semua orang yang ia tanggung nafkahnya

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNII WA ‘AN JAMII’I MAA YALZAMUNII NAFAQAATUHUM SYAR’AN FARDHAN LILLAHI TA’AALAA

Sengaja saya mengeluarkan zakat atas diri saya dan atas sekalian yang saya dilazimkan (diwajibkan) memberi nafkah pada mereka secara syari’at, fardhu karena Allah Ta’aala 
  • Do'a yang menerima zakat fitrah :
Do'a-menerima-zakat-fitrah

 





Artinya : "Semoga Allah memberi pahala atas apa yg telah kau berikan, menjadikannya penyuci (jiwa dan harta) untukmu, dan melimpahkan berkah terhadap harta yg tersisa."

Menerima Service Laptop Berbagai Merek Jakarta Utara


Salam hormat,

Kami seorang teknisi laptop yang memiliki motto "Kepuasan Pelanggan adalah Tujuan Kami" oleh sebab itu kami siap membantu anda yang pusing mengatasi masalah laptop/notebook (semua merek) anda yang rusak/bermasalah baik software maupun hadware seperti :

- Mati Total
- No Display
- No Detek Battre
- Blue Screen
- Hidup 30 menit , mati kembali
- Ganti Keyboard
- Dll

Maka dari itu kami menawarkan jasa service laptop/Notebook kepada anda yang membutuhkan jasa kami. Untuk wilayah Jakarta Utara, Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Cilincing, Kelapa Gading, Tugu dan sekitarnya. Anda juga dapat konsultasi terlebih dahulu kepada kami.

WA : 087770001419


Keterangan :

- Service Bergaransi
- Harga (Tergantung Kerusakan)

Terimakasih atas segala perhatianya dan kepercayaannya kepada kami.

Salam,

Jan 1, 2013

SYARIAT, THORIQOH, HAQIQAH, MA'RIFAT

1. Syariat : Adalah hukum Islam yaitu Al qur’an dan sunnah Nabawiyah / Al Hadist yang merupakan sumber acuan utama dalam semua produk hukum dalam Islam, yang selanjutnya menjadi Madzhab-madzhab ilmu Fiqih, Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan oleh para ulama dengan memperhatikan dasar para shahabat ijma’ dan kiyas. Dalam hasanah ilmu keislaman terdapat 62 madzhab fiqih yang dinyatakan mu’tabar (Shahih dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya) oleh para ulama.

RATIB AL HADDAD

Ratib Al-Haddad ini mengambil nama dari nama penyusunnya, yaitu Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, seorang pembaharu Islam (mujaddid) yang terkenal. Daripada doa-doa dan zikir-zikir karangan beliau, Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur) disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan 26 Mei 1661).

Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah

ALLAH SWT : " Dia (ALLAH SWT) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya (baik dari 1 segi maupun semua segi), dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya". (Q.S. as Syura: 11).

Ayat ini adalah ayat yang paling jelas dalam Al Qur'an yang menjelaskan bahwa ALLAH SWT sama sekali tidak menyerupai makhluk-Nya. Ulama ASWAJA menyatakan bahwa alam (makhluk ALLAH SWT) terbagi atas dua bagian; yaitu benda dan sifat-sifat benda. Kemudian benda terbagi menjadi 2, yaitu benda yang tidak dapat terbagi lagi karena telah mencapai batas terkecil (para Ulama menyebutnya dengan al Jawhar al Fard) dan benda yang dapat terbagi menjadi bagian2 (jism). Benda yg terakhir ini terbagi menjadi 2 macam: